PELATIHAN DIALISIS RSKG HABIBIE BANDUNG ANGKATAN 43
Sebuah alat yang berfungsi sebagai pengganti sementara fungsi ginjal dalam menyaring darah. Dialyzer menghilangkan produk limbah (seperti urea dan kreatinin), kelebihan elektrolit (seperti kalium), dan cairan dari darah pasien yang ginjalnya tidak berfungsi lagi.
Data clearance menunjukkan seberapa efektif dialiser membuang zat-zat toksin dari darah pada kondisi aliran darah (Qb) 300 mL/min dan aliran dialisat (Qd) 500 mL/min.
| Clearance (mL/min) | Qf (mL/min) | ELISIO-H | ||||
|---|---|---|---|---|---|---|
| 13H | 15H | 17H | 19H | 21H | ||
| Urea | Qf 0 | 263 | 270 | 275 | 280 | 284 |
| Qf 10 | 272 | 278 | 285 | 288 | 291 | |
| Qf 75 | 286 | 294 | 298 | 300 | 300 | |
| Kreatinin | Qf 0 | 240 | 252 | 259 | 268 | 269 |
| Qf 10 | 250 | 259 | 268 | 273 | 275 | |
| Qf 75 | 269 | 279 | 287 | 290 | 294 | |
| Fosfat | Qf 0 | 224 | 233 | 245 | 251 | 256 |
| Qf 10 | 230 | 241 | 254 | 258 | 265 | |
| Qf 75 | 253 | 262 | 271 | 277 | 281 | |
| Vitamin B12 | Qf 0 | 161 | 173 | 185 | 195 | 198 |
| Qf 10 | 165 | 180 | 190 | 200 | 206 | |
| Qf 75 | 196 | 213 | 225 | 234 | 243 | |
| Inulin | Qf 0 | 97 | 109 | 117 | 127 | 138 |
| Qf 10 | 102 | 112 | 121 | 132 | 145 | |
| Qf 75 | 131 | 141 | 152 | 159 | 173 | |
| Myoglobin | Qf 0 | 78 | 89 | 96 | 101 | 103 |
| Qf 10 | 80 | 90 | 98 | 107 | 111 | |
| Qf 75 | — | — | — | — | — | |
| KUF (mL/hr/mmHg) | 64 | 67 | 74 | 76 | 82 | |
| KoA Urea (mL/min) | 1010 | 1145 | 1265 | 1415 | 1569 | |
• Molekul Kecil:
Urea (MW 60 Da): Clearance: 270 - 294 mL/min Sangat efisien. Membuktikan kemampuan excellent untuk membuang produk limbah nitrogen yang paling umum. Kreatinin (MW 113 Da): Clearance: 252 - 279 mL/min Sangat tinggi, menunjukkan kinerja yang kuat untuk molekul kecil.
• Molekul Menengah (Middle Molecules):
Fosfat (Phosphate, ~115 Da): Clearance: 233 - 262 mL/min Nilai yang sangat baik, crucial untuk mengontrol hiperfosfatemia pada pasien dialisis. Vitamin B12 (MW 1,355 Da): Clearance: 173 - 213 mL/min Nilai yang tinggi untuk molekul sebesar ini, menunjukkan kinerja high-flux yang baik. Inulin (MW 5,200 Da): Clearance: 109 - 141 mL/min Clearance yang signifikan, indikator yang baik untuk pembersihan molekul menengah yang lebih besar. Myoglobin (MW 17,000 Da): Clearance: 89 - 90 mL/min Nilai yang cukup baik untuk molekul besar, menunjukkan membran yang sangat "porous".
• Nilai: 67 mL/hr/mmHg
• Interpretasi: Nilai ini mengonfirmasi bahwa Elisio-15H adalah dialiser High-Flux. KUF yang tinggi berarti dialiser ini sangat efisien dalam mengeluarkan cairan berlebih dari darah (ultrafiltrasi) dalam waktu yang relatif singkat.
• Nilai: 1145 mL/min
• Interpretasi: KoA adalah ukuran efisiensi maksimum teoritis sebuah dialiser. Nilai yang tinggi (>600 umumnya dianggap efisien) menunjukkan bahwa Elisio-15H adalah dialiser yang sangat efisien. Pada kecepatan aliran darah yang optimal, dialiser ini dapat mendekati efisiensi maksimalnya dalam membersihkan urea.
| Spesifikasi | 13H | 15H | 17H | 19H | 21H |
|---|---|---|---|---|---|
| Luas Permukaan Efektif (m²) | 1,3 | 1,5 | 1,7 | 1,9 | 2,1 |
| Volume Priming (mL) | 85 | 96 | 107 | 117 | 129 |
| Panjang Efektif (mm) | 245 | 259 | 271 | 281 | 290 |
| Diameter Dalam (μm) | 200 | 200 | 200 | 200 | 200 |
| Tebal Membran (μm) | 40 | 40 | 40 | 40 | 40 |
| TMP Maksimum (mmHg) | 500 | 500 | 500 | 500 | 500 |
| Pressure Drop Darah (mmHg) | 54 | 52 | 51 | 51 | 49 |
| Pressure Drop Dialisat (mmHg) | 32 | 29 | 31 | 28 | 26 |
• Luas Permukaan Efektif (Effective Surface Area): 1.5 m² - Ukuran mid-range, cocok untuk pasien dengan postur tubuh rata-rata.
• Volume Priming: 96 mL - Volume darah yang dibutuhkan untuk mengisi dialiser. Nilai ini cukup standar untuk dialiser dengan luas permukaan 1.5 m².
• Dimensi Serat:
o Diameter Dalam (Inner Diameter): 200 μm - Diameter yang relatif lebar membantu mengurangi resistensi aliran darah dan menurunkan risiko pembekuan.
o Tebal Membran (Membrane Thickness): 40 μm - Dinding serat yang tipis memungkinkan difusi toxin yang lebih cepat dan efisien.
• Tekanan Maksimum (Maximum TMP): 500 mmHg - Batas tekanan transmembran yang aman untuk operasi, memberikan ruang yang cukup untuk kontrol ultrafiltrasi bahkan pada kondisi yang menantang.
• Darah (Blood): 52 mmHg (pada Qb 200 mL/min) - Hambatan tekanan dalam kompartemen darah yang rendah, menunjukkan aliran darah yang lancar dan beban kerja yang lebih ringan untuk pompa darah mesin dialisis.
• Dialisat (Dialysate): 29 mmHg (pada Qd 500 mL/min) - Hambatan yang rendah pada sisi dialisat memastikan distribusi cairan pembersih yang optimal.
Mengukur kemampuan membran untuk melewatkan molekul tertentu. SC 1.00 berarti molekul dapat melewati membran dengan bebas.
| Zat | Sieving Coefficient | Interpretasi |
|---|---|---|
| Vitamin B12 | 0.989 | Hampir sempurna |
| Inulin | 0.94 | Sangat baik |
| Beta-2 Microglobulin (B2M) | 1.00 | Sempurna, ideal untuk mengurangi risiko amiloidosis |
| Myoglobin | 0.61 | Baik untuk molekul sebesar ini |
| Albumin | 0.0017 | Sangat rendah, mencegah malnutrisi |
Clearance: Qb 300mL/min, Qd 500mL/min
KUF: Bovine Blood (Hct 32±2%, Protein 60g/L, 37°C), Qb 300mL/min
KoA: Qb 300mL/min, Qd 500mL/min, Qf 0mL/min
Recommended connectors for blood ports according to EN ISO 8637-1
Note: Operation of the dialyzer under clinical conditions may produce values different from the in-vitro measurements. The POLYNEPHRON Polytethersulfone measurements are for approximate only. See in-vitro test conditions for explanatory markers. Further information may be obtained on request.
Keluhan Utama untuk mendokumentasikan gejala-gejala uremia dan komplikasi ginjal yang dialami pasien. Gejala-gejala ini merupakan indikator klinis langsung yang mencerminkan ketidakseimbangan dalam tubuh akibat penurunan fungsi ginjal dan menjadi alasan utama dilakukannya prosedur dialisa.
Perasaan tidak nyaman atau kesulitan dalam bernapas yang dilaporkan oleh pasien.
Mekanisme Terjadinya pada Gagal Ginjal:
Perasaan ingin muntah (nausea) dan pengeluaran isi lambung secara paksa (vomiting).
Mekanisme Terjadinya pada Gagal Ginjal:
Sensasi tidak nyaman pada kulit yang memicu keinginan untuk menggaruk. Gatal pada pasien ginjal seringkali bersifat kronis dan generalisata.
Mekanisme Terjadinya pada Gagal Ginjal:
Keluhan-keluhan ini sama pentingnya untuk menilai kualitas hidup dan kecukupan dialisa.
Menggunakan Numerical Rating Scale (0-10) untuk menilai intensitas nyeri.
Penilaian subjektif tenaga medis terhadap kondisi fisik pasien secara keseluruhan.
Menilai tingkat kesadaran pasien berdasarkan skala kualitatif.
Denyutan nadi yang teraba di pembuluh darah arteri akibat dari pompaan jantung yang mendorong darah ke seluruh tubuh.
Menilai adanya anemia.
Menilai status cairan dan perfusi.
Parameter krusial untuk menentukan target ultrafiltrasi.
Jalan akses untuk mengalirkan darah dari tubuh pasien ke mesin dializer dan kembali ke tubuh dengan kecepatan tinggi yang dibutuhkan untuk hemodialisa.
Penyambungan pembuluh nadi (arteri) langsung ke pembuluh balik (vena) di lengan melalui operasi minor.
Keunggulan:
Kekurangan: Butuh waktu matang (± 4-8 minggu) sebelum bisa dipakai.
Kateter (selang) plastik lunak yang dimasukkan ke dalam pembuluh balik besar di lipat paha.
Keunggulan:
Kekurangan:
HD Kateter adalah akses vaskular sementara berupa selang fleksibel yang dimasukkan ke dalam vena sentral besar untuk melakukan hemodialisa.
Bagian ini digunakan untuk melakukan skrining dan penilaian status gizi pasien hemodialisa, yang merupakan komponen kritis dalam tata laksana secara keseluruhan. Malnutrisi adalah masalah umum dan serius pada pasien ginjal kronik.
Berdasarkan skor SGA yang dihasilkan, klinisi menyimpulkan apakah pasien mengalami malnutrisi atau tidak.
Bagian ini untuk mencatat rencana tindak lanjut berdasarkan kesimpulan status gizi.
Alat penilaian yang lebih komprehensif dan tervalidasi secara khusus untuk pasien gagal ginjal, yang menggabungkan penilaian status gizi dengan adanya inflamasi.
Skor MIS yang tinggi tidak hanya mengidentifikasi malnutrisi tetapi juga strongly associated dengan hasil klinis yang buruk, termasuk:
Untuk mencegah pembekuan dalam sirkuit extracorporeal.
Komplikasi yang terjadi dan perlu ditangani.
Rencana perawatan lanjutan untuk pasien.